Pola Dan Proses Pembelajaran Orang Dewasa (Andragogi)
Pola dan
proses pembelajaran bagi orang dewasa/andragogi (adult learning), khususnya
bagi merekayang telah berkecimpung di tempat kerja, tentu memerlukan pola dan
pendekatan yang bersifat khusus. Berdasarkan pengalaman dan teori, proses
pembelajaran orang-orang dewasa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Robert
Pikes, Creative Training Technique, 1992.
1. Orang dewasa itu seperti “bayi”, hanya badannya
saja yang besar.
2. Umumnya orang dewasa “tidak akan membantah”
suatu pendapat asal selaras pemahaman dan pengalamannya sendiri.
3. Dalam hal belajar, orang dewasa cenderung ingin
cepat, mudah ,dan praktis karena pada umumnya mereka sibuk dengan pekerjaan dan
tanggung jawabnya sehingga sering hampir kekurangan waktu.
4. Keberhasilan proses pembelajaran orang dewasa
umumnya harus selaras dengan faktor fun
and enjoyement yang mereka peroleh dalam pelaksanaan dan
pengembangannya.
5. Di sisi lain, sebenarnya orang dewasa adalah
mahluk yang cerdas dan cepat belajar asal kebutuhan itu datang dan tumbuh dari
dorongannya sendiri.
6. Secara umum, ditunjang oleh pengalaman dan
tingkat kedewasaan pribadinya, orang dewasa bisa belajar dari siapa saja.
Selain itu, mereka juga bisa belajar dalam suasana formal maupun informal.
7. Karena tingkat pengetahuan dan pengalamannya, umumnya
orang dewasa juga mampu belajar melalui proses analogi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa agar efektif dan
efisien, salah satu alternatif pola dan proses pembelajaran bagi orang dewasa
sebaiknya dilakukan melalui pendekatan learning
by doing / learning by experiencing.
Dalam konsep di atas, proses pembelajaran dilaksanakan
melalui empat tahapan sebagai berikut.
1.
Adanya Suatu Aktivitas
Para peserta terlibat secara fisik,
interaktual, maupun emosional dalam upaya memperoleh pengetahuan atau
keterampilan dalam hal yang diperlukan.
2.
Adanya Proses Diskusi
Para peserta tidak hanya belajar secara
individual, tapi juga bisa belajar berkelompok sehingga akan lebih memperkaya
dan menambah aspek kedalaman pemahaman aspek yang sedang dipelajari.
3.
Adanya Proses Perenungan
Secara individual, para peserta didorong
untuk menginteralisasikan konsep, pengetahuan, dan keterampilan yang baru saja
diperoleh dalam kegiatan mereka sehari-hari.
4.
Adanya Proses Rancangan Tindak Lanjut/Penerapan
Proses ini berguna untuk melatih dan
menyempurnakan proses belajar berbagai keahlian yang baru saja didapatkan para
peserta.
Dalam aspek inilah sesungguhnya pendekatan
pelatihan pengembangan SDM melalui program outdoor
dan fun games activities memiliki
landasan persamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar