TUGAS MULIA SEORANG ISTRI….
Sesungguhnya hadirnya seorang istri ke dunia ini
membawa tugas yang sangat mulia, yaitu menebarkan ketenangan dan kedamaian dalam
kehidupan umat manusia. Diciptakan Nya Hawa ditengah-tengah kesunyian Adam
adalah sebuah bukti nyata dari pentingnya seorang istri.
Dari segi Psikologi seorang istri dituntut untuk bisa
memberikan ketenangan dan kedamaian dalam rumah tangga, sebagaimana firman
Allah swt dalam surat Ar Rum ayat 21 :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan
Nya diantara kamu rasa kasih dan sayang…..
Sedangkan dari segi Reproduksi dan generasi seorang
istri dituntut untuk mampu melahirkan keturunan yang berkualitas Rabbani, hal
ini sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Allah swt dalam surat An Nisa ayat
1 ;” Hai manusia bertaqwalah kepada rAbb yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah ciptakan istrinya. Dan daripada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan menggunakan nama Nya kamu saling meminta satu sam
lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu”.
Apabila ditinjau secara makro, fungsi psikologis
seorang istri tidak hanya sebagai stabilisator dalam rumah tangga saja, akan
tetapi juga dalam masyarakat dan Negara. Oleh karena itu benar jika dikatakan
bahwa “istri (wanita) itu adalah tiang Negara” mengapa demikian? Sebab istri
bisa membuat suami menjadi koruptor ulung dan mencetak anak-anaknya menjadi
perampok kelas kakap, sebagaimana dia juga bisa memperkuat keimanan sang suami
dan mendidik anak-anaknya menjadi anak yang sholih dan sholihat.
Dan jika seorang istri tidak mampu melaksanakan dua
tugas mulia tersebut boleh dikatakan dia telah gagal dalam kehidupannya. Contoh
kongkrit adalah Ummu Jamil ( istri Abu Lahab), mengapa demikian? bukankah
pasangan itu nampak serasi?. Istri Abu Lahab dianggap gagal dalam memerankan
perannya sebab yang pertama ia gagal mengemban tugas Ilahi, dan sebab yang
kedua adalah meski ia bersama dengan suaminya memerangi dakwah Nabi akan tetapi
mereka bukanlah pasangan yang aman
tentram dan serasi dalam kehidupannya.
Suatu pagi Ummu Jamil dan suaminya, Abu Lahab
terbangun dari tidurnya karena mendengar seruan : “Hai, waktu pagi……!” Siapakah
yang meneriakkan itu, mengajak orang untuk berkumpul diwaktu sepagi ini,?” Tanya
Ummu Jamil kepada suaminya. Suaminya tidak menjawab selain menguap di atas
tempat tidur. Ummu Jamil mengulang-ulang pertanyaanya itu ditelinga suaminya,
sehingga dengan kesal suaminya berkata :”Perempuan keji”. Aku tidak ada urusan
dengan orang yang berteriak di waktu sepagi ini!” Ummu Jamil tidak membiarkan
suaminya memutar punggung dan kembali tidur, bahkan ia terus mengulang-ulang
pertanyaan itu di telinga suaminya. “Celaka aku karenamu, hai perempuan jahat!’,
bentak Abu Lahab di muka istrinya. Ummu Jamil menjawab tidak kalah pedasnya, “Aku
pun celaka karena kau, hai pemalas yang suka tidur! Jika kau tak memberi tahu
tentang orang yang berteriak di waktu sepagi ini, aku tak kan membiarkan kamu
tidur walau sekejap!”.
Nah, berangkat dari kisah tersebut maka dapa dikatakan
bahwa keluarga yang mawaddah dan rahmah tidak akan terwujud tanpa adanya rasa
sakinah. Dan rasa sakinah ini merupakan kewajiban seorang istri untuk
mewujudkannya. Sebagaimana sabda Rasul :” sebaik-baik istri ialah yang apabila
engkau pandang, dia menggembirakan dan menyejukkan hatimu. Apabila engkau perintah
(untuk taat kepada Allah), dia taati dan ia senantiasa memelihara dirinya dan
hartamu di belakangmu (HR At Tabrani dari Abdullah bin Salam).
Demikianlah sob, begitu besar dan mulia nya peran seorang istri makanya jangan berani beraninya sama istri he he he
Demikianlah sob, begitu besar dan mulia nya peran seorang istri makanya jangan berani beraninya sama istri he he he
waduh... hihi.. terakhirnya ada nada ancaman, hehe
BalasHapusaku tunjukin tulisan ini ke istri ahh...
salam
ayo cepetan tunjukin ke istri
Hapusperannya sangat besar maka mendidik wanita sangatlah penting.
BalasHapusmengapa harus takut istri?
sekali kali nulis ttg suasana di desa sana bagaimana ? *cuma usul*
BalasHapusya, peran istri memang penting dlm rumah sama spt peran suami juga :)
usul saya tampung dulu mbak, sudah ada rencana untuk itu mbak doain ja bisa nulis tentang suasana di sini
Hapusjangan berani-berani tuhh para suami hayoo
BalasHapushayoo suami mana yang berani ma istrinya
HapusSetiap keindahan adalah perhiasan dunia dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang salehah. Mewujudkan keluarga sakinah berarti melibatkan semua anggota keluarga itu sendiri.
BalasHapusbetul sekali istri yang sholihah merupakan perhiasan yang tiada taranya
Hapus