TAJAMNYA LISAN PEREMPUAN…….
Keberadaan kita didunia tak lepas dari peran yang
namanya perempuan, perempuan yang telah mengandung kita, melahirkan bahkan
sampai membimbing kita hingga saat ini. Begitu berartinya perempuan dimata
kita, sampai sampai Rasul memerintahkan kita jangan sampai berani beraninya
sama perempuan terrlebih seorang ibu. Karena kata katanya sangat manjur….
Khotib
Al Baghdadi menceritakan pengalamannya semasa kecil, saat naik keatap rumah,
rasa ingin tahunya muncul, maka anak laki-laki itupun melongokkan kepala melihat isi rumah tetangga sebelahnya, tapi
sang bunda melihat dan segera menegurnya dengan kata-kata yang akan terekam
dalam memori otaknya , ‘’ sungguh ayahmu adalah seorang laki-laki sholeh yang
tidak melihat sesuatu yang haram, dan ibumu adalah perempuan perempuan yang
tidak melihat barang yang haram, maka janganlah kamu melihat kepada sesuatu
yang haram karena akibat buruknya akan kembali kepadamu dan keturunanmu!’’
Ulama tersebut berkata : ‘’ kata –kata ibuku ini senantiasa tersimpan dalam
hatiku, dan tidaklah aku berfikir sesuatu yang buruk kecuali bayangan itu
muncul dengan kata-kata tersebut lalu keinginan buruk itupun menjauh dariku,
kata-katanya memberi manfaat sepanjang hayatku.’’
Itulah
dahsyatnya kata kata seorang ibu pada
jiwa anak-anaknya, ia akan mewarnai si anak, dan secara perlahan akan membentuk
karakter anak tersebut. Bisa kita bayangkan bagaimana seandainya kata-kata yang
terlontar dari seorang ibu itu adalah kata-kata yang tidak berkualitas., tidak
membangun bahkan mengandung racun. Apa jadinya anak tersebut?
Perempuan,
ya ia adalah sosok makhluk yang luar biasa, tentunya tanpa mengesampingkan
peran dan keberadaan laki-laki. Dia ditakdirkan untuk melahirkan generasi,
sebuah tugas yang amat berat dan tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Bila ibu pendidik tersebut bertampang
seram, lidahnya tajam dan mentalnya rapuh, kita bisa bayangkan seperti apa
generasi yang dilahirkannya. Perempuanlah yang paling sering berinteraksi
dengan anak. Mulai saat mengandung hingga tahapan-tahapan selanjutnya. Peluang
untuk mewarnai anak sangat besar. Maka tak heran banyak perempuan yang mampu
mendidik anaknya dengan baik meski sikap dan perilaku suami tidak mendukungnya.
Al
kisah ada seorang laki-laki mengajak anaknya pergi untuk suatu keperluan.
Rupanaya dirumah itu tidak ada lagi sesuatu yang bisa dimakan. Ketika tiba
disuatu tempat, disamping sebuah rumah yang sepi sang ayah berkata
perlahan:’’kamu diam saja disini, perhatikan nanti kalau ada orang yang lewat
beri aku tanda secepatnya ya? Setelah memastikan keadaan maka sang ayah itupun
beranjak pergi. Si anak memandangi ayahnya yang dengan langkah gelisah memasuki
sebuah kebun di rumah yang tak dikenalnya itu. Waktu berlalu, suasana damai dan
sepi, namun tba-tiba si anak memberi isyarat sebagaimana pesan ayahnya, segera
berlari menjauhi tempat tersebut. Tak pelak sang ayahpun mengurungkan niatnya
dan berlari sekuat tenaga, tak dihiraukanya hasil yang hampir diraihnya. Rasa
laparnya tak lagi menggoda. ‘’siapa yang melihat kita tadi, nak? Tanya sang
ayah dengan nafas yang masih tersengal.’’Dia melihat, meski ayah tak melihat
Nya jawab si kecil sambil menatap langit dengan mata beningnya. Laki-laki itu
terpaku, diam seribu bahasa.
Kata-katanya
misalnya mampu mempengaruhi bahkan kadang membelokkan jalan pemikiran suami.
Banyak laki-laki yang kendur kejujurannya, luntur idealismenya karena tiap hari
digerus oleh pola pikir dan gaya bahasa sang istri tercinta. Sebaliknya
perempuan juga mampu menunjukkan betapa keilmuan dan keluhuran budi terpancar
lewat lisannya mampu mengokohkan keyakinan dan meneguhkan pijakan berfikir
suami. Bayangkan apa yang ada dalam benak seorang suami ketika berangkat kerja
sang istri mengantarkan sambil berpesan:’’Kami mampu bersabar menahan lapar, tapi kami
sungguh tak mampu menahan panas api neraka!’’. Masihkah suami tadi tega
mengkhianati istrinya dengan sikap macam-macam? Pastilah pesan sang istri itu
akan terngiang-ngiang ditelinganya: ‘’jangan bawa pulang uang haram, kami tak
mau masuk neraka!’’.
Demikian
sob semoga tulisan ini bermanfaat,
ya Mas. peran wanita untuk mengendalikan perilaku suami jelas menduduki peran sentral. saat kita punya idealisme untuk menolak segala macam uang haram, dan sang istri satu mendukung kita, masya alhhah, terasa berenergi sekali idealisme kita itu. saya merasakannya sekali Mas.
BalasHapusberbahagialah ya mas mempunyai istri yang bisa mengerem segala keinginan kita..
Hapusteringat perktaan ymn, jika seorang suami berbuat macm2 diluar sana, ntah pekerjaannya(korupsi misalnya) ntah kelakuannya (selingkuh misalnya) maka itu tdk lepas dr pelayanan yg diberikan istrinya dirumahnya...
BalasHapusmaka dari itu berikan pelayana yang terbaik supaya suami tidak macam-macam, ok setuju banget mbak...
Hapusmenjaga lisan kita haruslah penting, karena salah perkataan sedikit bisa berakibat fatal.
BalasHapusbetul sekali mbak lis, keselamatan manusia itu terletak bagaimana dia menjaga lisannya ( perkatannya )
HapusContoh2 yang pernah terjadi di sekitar kita cukup membuat miris... Dimana seorang suami 'kalah' oleh istrinya. Si suami yang dulunya mau berbagi dengan keluarganya, setelah menikah tak pernah sekalipun menengok keluarga.
BalasHapusSemoga diriku kelak dapat bertutur baik dan lembut dalam keluarga :)
miris ya mbak kalau ada cerita spt itu
Hapusturut mengamini semoga cita-cita kakaa terkabulkan
Hapus.. wachhhhhhh,, aq aja takut kalo mamah ngomong yg macem^. huhh. cz ucapan seorang ibu itu bener^ mancur. he..86x ..
BalasHapusiya mbak makanya jangan sekali-kali berani ma ibu,...
Hapuslidahnya setajam silat ya perempuan itu jadi kalo salah menggunakan ya banyak hati yang tersayat, luka.maka ada cerita suami takut istri.
BalasHapushe he iya bu min seperti dalam film di tv suami - suami pada takut sama istri
Hapus