6 Langkah Iblis Menyesatkan Manusia
Langkah pertama: Diajak pada kekafiran, kesyirikan, serta memusuhi
Allah dan Rasul-Nya
Inilah langkah pertama yang
ditempuh oleh setan, barulah ketika itu ia beristirahat dari rasa capeknya.
Setan akan terus menggoda manusia agar bisa terjerumus dalam dosa pertama ini.
Jika telah berhasil, pasukan dan bala tentara iblis akan diangkat posisinya
menjadi pengganti iblis.
Langkah kedua: Diajak pada perbuatan bid’ah
Jika langkah pertama tidak
berhasil, manusia diajak pada perbuatan bid’ah. Perbuatan ini lebih disukai
oleh iblis daripada dosa besar atau pun maksiat lainnya. Karena bahaya bid’ah
itu:
(1) membahayakan agama seseorang,
(2) membahayakan orang lain, jadi
ikut-ikutan berbuat sesuatu yang tidak ada tuntunan,
(3) orang yang berbuat bid’ah
akan sulit sadar untuk taubat karena ia merasa amalannya selalu benar,
(4) bid’ah itu menyelisihi ajaran
Rasul dan selalu mengajak untuk menyelisihi ajaran beliau.
Setan yang menggoda seperti ini
pun juga akan diangkat sebagai pembantu iblis jika telah berhasil menyesatkan
manusia dalam hal ini.
Langkah ketiga: Diajak pada dosa besar (al-kabair)
Kalau langkah kedua tidak
berhasil, setan akan mengajak manusia untuk melakukan dosa besar, lebih-lebih
jika ia adalah seorang alim (berilmu) dan diikuti orang banyak. Setan lebih
semangat lagi menyesatkan alim semacam itu supaya membuat manusia menjauh
darinya, maksiat semacam itu pun akan mudah tersebar, dan akan dirasa pula
bahwa maksiat itu malah mendekatkan diri pada Allah.
Yang berhasil menyesatkan manusia
dalam hal ini, dialah yang nanti akan menjadi pengganti iblis.
Langkah keempat: Diajak dalam dosa kecil (ash-shaghair)
Jika setan gagal menjerumuskan
dalam dosa besar, setan akan mengajak pada dosa kecil. Dosa kecil ini juga
berbahaya.
إياكم
ومحقرات الذنوب كقوم نزلوا في بطن واد فجاء ذا بعود وجاء ذا بعود حتى انضجوا
خبزتهم وإن محقرات الذنوب متى يؤخذ بها صاحبها تهلكه
“Jauhilah oleh kalian
dosa-dosa kecil. (Karena perumpamaan hal tersebut adalah) seperti satu kaum
yang singgah di satu lembah, lalu datanglah seseorang demi seorang membawa kayu
sehingga masaklah roti mereka dengan itu. Sesungguhnya dosa-dosa kecil itu
ketika akan diambil pemiliknya, maka ia akan membinasakannya.” (HR. Ahmad,
5: 331, no. 22860. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits
ini shahih)
Maksud hadits, jika dosa kecil
terus menumpuk dan tidak terhapus, maka itu akan membinasakan. Di sini tidak
disebutkan dosa besar karena jarang terjadi di masa silam dan dosa besar memang
benar-benar dijaga agar tidak terjerumus di dalamnya. Demikian dijelaskan oleh
Al-Munawi.
Imam Al-Ghazali menyebutkan, dosa
kecil lama-lama bisa menjadi besar karena: (1) menganggap remeh dosa kecil
tersebut, (2) terus menerus dalam berbuat dosa. Karena ingatlah yang namanya
dosa ketika seseorang menganggap itu begitu besar (berbahaya), menjadi kecil di
sisi Allah. Sebaliknya, ketika dosa itu dianggap remeh, maka menjadi besar di
sisi Allah. (Dinukil dari Faidh Al-Qadir, 3: 127)
Langkah kelima: Disibukkan dengan perkara mubah (yang sifatnya boleh,
tidak ada pahala dan tidak ada sanksi di dalamnya)
Namun karena sibuk dengan yang
mubah mengakibatkan luput dari pahala. Jika setan tidak mampu menggoda dalam
tingkatan kelima ini, maka seorang hamba akan benar-benar tamak pada waktunya.
Ia akan tahu bagaimanakah berharganya waktu. Ia pun tahu ada nikmat dan ada
akibat jelek jika tidak menjaganya dengan baik.
Jika tidak mampu dalam langkah
kelima, maka setan beralih pada langkah yang keenam.
Langkah keenam: Disibukkan dalam amalan yang kurang afdhal, padahal ada
amalan yang lebih afdhal
Setan akan menggoda manusia
supaya ia luput dari pahala amalan yang lebih utama dan ia terus tersibukkan
dengan yang kurang afdhal.
Mengenal enam langkah ini
seharusnya membuat kita bisa melakukan prioritas dalam beramal dan mencari
manakah yang paling diridhai oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar