ANTARA
NIKMAT DAN SENGSARA
Dua hal yang senantiasa melekat dalam diri kita yaitu
nikmat ataupun juga sengsara. Nikmat yang menjadikan kita akan bahagia, tenang,
tentram dan sejahtera sedangkan sengsara yang bisa menjadikan kita berbagai
kesusahan, kesulitan dan ketidaknyamanan. Banyak orang yang merasakan sedikit
nikmat tapi pada ujungnya menjadi sengsara akan tetapi ada juga yang awalnya sengsara namun pada akhirnya mendapat kenikmatan yang berlimpah.
Subuah berita yang besar pernah
terjadi pada masa presiden Francois Mitterand. Pada masa itu telah terjadi
peristiwa besar karena salah satu pejabatnya melakukan bunuh diri. Kenapa sang
pejabat tadi bunuh diri? . nah…ternyata setelah ditelusuri masalahnya adalah
karena sang pejabat tadi diserang dari
salah satu media masa yang memberikan kritikan pedas, makian dan kata –kata yang
melukai perasaan. Sayangnya pejabat yang semestinya mendapat belas kasihan itu
ternyata tidak mempunyai IT (iman dan Taqwa) yang menjadi pegangan dalam
menghadapi masalah itu. Dan juga tidak mempunyai teman untuk curhat. Akhirnya,
sang pejabat tadi megakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Sesungguhnya lelaki yang malang dan
berani melakukan bunuh diri ini, pada hakikatnya belum mendapat hidayah
Rabbaniyyah yang menegaskan dalam firmannya :”Janganlah kamu bersempit dada
sebab ulah maker mereka.”
Dia memang seorang lelaki yang telah
kehilangan kunci hidayah dan telah menyimpang dari jalan yang lurus dan benar. Sebagaimana
apa yang juga difirmankan oleh Allah :” Barang siapa yang disesatkan oleh Allah
maka tidak ada yang bisa memberikan petunjuk kepadanya.”
Para cendikiawan masa kini ketika
memberikan pesan kepada orang yang mengalami kesusahan (kesengsaraan) mereka
menganjurkan untuk duduk-duduk di tepi sungai , mendengarkan musik, bermain
karambol atau yang lainya.
Sebaliknya, pesan-pesan yang
dikemukakan oleh para ulama Islam dan ahli ibadah ialah bahwa cara untuk
menanggulangi kesusahan dan kesedihan adalah duduk diantara adzan dan iqomah
didalam masjid (yang diumpamakan oleh Rasulullah SAW sebagai salah satu dari
taman-taman surga), membasahi bibir karena banyak menyebut nama Allah, berserah
diri kepada Nya, puas dengan rezeki yang diberikan oleh Allah dan tawakkal
kepada Nya. Wallahu a'lam bishowab
Aku pernah mendengar salah seorang penceramah mengatakan bahwa kunci kedamaian adalah di rasa Ridho, bila kita telah ridho kepada Allah, Islam dan Rasulullah maka seberat apapun musibah yang menerpa, kita akan tetap tegar karena pada hakikatnya semua cobaan itu mengandung hikmah yang sejatinya mendekatkan diri kita kepada Illahi Rabbi :)
BalasHapusrodhitu billah rabba wabil islami diina wabi muhammad nabi wa rasula
BalasHapus