CINTA IMAANI...
Cinta imaani berbeda dengan cinta syahwati. Cinta
syahwati lebih banyak unsur fisik dan juga unsur naluri untuk bertahan hidup
dan berkembang biak, sedangkan cinta imaani
lahir dari ketulusan iman kepada Allah swt, bukan sekedar memenuhi
naluri fisik belaka.
Lantas, apakah cinta kepada yang
lain selain Allah bisa bersifat imaani? Bisa banget! Sebagaimana juga cinta
kepada yang lain selain Allah bisa juga bersifat syahwati belaka!
Begini nih, kamu dikaruniai pasangan
yang kemudian menjadi istri atau suami kamu, karena pernikahan adalah syariat
Allah dan merupakan ibadah, ketika kamu melakukannya kamu dapat pahala kan?
Nah, dalam perjalanan kehidupan suami istri yang kamu tempuh, ternyata kamu tuh
sayaaaang banget sama pasangan kamu , pokoknya everything I do, I do it for you, deh! Nah, suatu saat pasangan
yang kamu cintai itu memintamu untuk
melakukan hal yang dimurkai Allah ( Mencuri, berbohong, tidak sholat atau hal
hal kufur lainnya), nah pada saat inilah pilihan yang kamu lakukan akan
menandai apakah cinta kamu sama pasanganmu adalah cinta imaani atau syahwati:
Jika kamu melakukan perintah pasanganmu untuk kufur kepada Allah dengan dalih
kamu cinta banget sama pasanganmu itu, maka cintamu adalah cinta syahwati. Tetapi,
jika kemudian kamu menolak permintaan pasanganmu karena permintaaannya
melanggar perintah Allah yang lebih kamu cintai daripada dia, maka cintamu
adalah cinta imaani!
Jelas kan?
Hal ini pernah terjadi pada
sahabat lho! Abddullah bin Umar menikahi seorang shohabiyah bernama Atikah. Atikah
ini amat sangat cantiknya sehingga kemudian membuat Abdullah enggan untuk
melakukan ibadah sholat jama’ah di masjid, sekali dua kali Abdullah di beri
peringatan oleh Nabi, tetapi Abdullah tidak menghiaraukannya. Maka Rasulullah
kemudian menurunkan ketetapannya, yakni menyuruh Abdullah menceraikan istrinya,
dengan talak satu. Nah, ketika kemudian
Abdullah sadar akan kesalahannya, maka Rasulullah saw merujukkan kembali
keduanya.
Jadi, pernikahan yang jelas – jelas
mendapat pahala dari Allah swt. saja bisa menggelincirkan kita kepada cinta
syahwati, apalagi hubungan-hubungan diluar pernikahan yang tidak ada tuntunan
dari Allah dan Rasul Nya, Begitu.
pencerahan dalam rangka membina keluarga nih..
BalasHapusterimakasih ilmunya
kalau cinta karena unsur syahwati, banyak hal buruk yang akan terjadi untuk kedua pasangan tersebut, khususnya untuk wanita. tapi cinta berlandaskan imaani, akan melahirkan cinta yang haki-haki dan melahirkan generasi-generasi slalu tunduk pada Allah dan orang tua.. :)
BalasHapussemoga postingnya menjadi intropeksi diri untuk para pembaca terutama untuk diri saya sendiri :)
@ Cilembu, ya mas sama sama semoga bermanfaat
BalasHapus@Natural, cinta imaani harapan kita semua
BalasHapusjadi inget cerita Nabi Ibrahim yang datang berkunjung ke rumah Nabi Ismail dan mendapati istri Nabi Ismail yang berkeluh kesah, lalu Nabi Ibrahim menyuruh Nabi Ismail menceraikan istrinya itu dan kemudian Nabi Ismail menikah kembali dengan istri yang lebih shalehah.. Intinya seharusnya pasangan lebih membuat kita dekat kepada Sang Khalik bukan sebaliknya :)
BalasHapus@NF, betul sekali mbak, seharusnya pasangan kitalah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah
BalasHapusYa inilah yang selalu diharapkan... Cinta Imani
BalasHapus