RELA
( AR RIDHO )
Tanda yang
ketiga ketika orang jatuh cinta adalah RELA. Jika kamu mencintai
seseorang pasti kamu memiliki perasaan rela ini. Misalnya saja kamu dimintai
untuk pakai pakaian yang sebenarnya kamu gak suka, tetapi demi cintamu sama si dia, kamu akhirnya memakainya juga kan?
Ketika kamu jatuh cinta kamu
mungkin rela melakukan apa saja yang dimintai oleh kekasih kamu itu kan? Bahkan
rela menderita demi dia? Bahkan juga sampai matipun juga rela
Persis! Seperti itulah juga rasa
yang dirasakan oleh mereka yang mencintai Allah dan Rasul Nya. Mereka rela atas
segala ketentua dan takdirnya, tanpa
sedikitpun menggugat pada Sang Pencipta.
Ada kisah tentang keridhoan
seorang hamba pada ketentuan dan takdir Nya yang sangat spektakuler :
Dari Atha bin Abi Rabbah, Ibnu
Abbas berkata:”Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita ahli surga? Jawabku :
baiklah. Lalu katanya : Itu dia wanita yang hitam, ia pernah menghadap Nabi
SAW, kata wanita itu:”Ya Rasul, aku menderita penyakit ayan sampai auratku terbuka,
sudilah kiranya engkau berdoa kepada Allah demi kesembuhan penyakit itu.
Jawabnya: “Kalau engkau sabar , surga bagimu, dan kalau kau mendesak dengan
doaku, tiada keberatan bagiku,” Jawabnya : “Aku memilih sabar”. Katanya . Lalu ia meneruskan katanya, Sungguh
terbuka auratku, oleh sebab itu doakan supaya auratku tidak terbuka.” Kemudian
beliau mendoakan sehingga tidak lagiterbuka auratnya.” ( HR. Bukhari Muslim).
Ketika seseorang ridho dengan
ketentuan Allah dan yakin akan pahala atas keridhoannya, segalanya menjadi
ringan, segalanya menjadi mudah, dan segalanya menjadi indah.
Tetapi memang ridho terhadap
sesuatu yang menyenangkan itu lebih mudah daripada ridho terhadap sesuatu yang
menyiksa. Boleh jadi kita ridho kepada kekasih kita karena dorongan hawa nafsu
yang memang menyenangkan meski sesaat. Mungkin kamu perlu mendengar cerita
beberapa teman kamu yang salah menempatkan keridhoannya, pastilah mereka
berdalih seperti ini:
“Habis gimana lagi dong, aku
cinta berat sama dia, makanya aku RELA memberikan semuanya untuk dia, termasuk
kehormatanku.”
Cinta kan mesti berkorabn, maka
aku RELA dia melakukan apa saja, yang penting cinta kami nggak terpisahkan...”
“Kamu sih, belum pernah merasakan
cinta, kalau kamu benar-benar jatuh cinta, kamu sebenarnya RELA padanya....
Nah,
Ternyata rela identik banget
dengan bukti cinta. Tetapi cinta sama siapa dulu...!. kalau kamu cinta sama
cowok atau cewek kamu kemudian kamu rela melepaskan hal yang paling berharga
dalam diri kamu (keperawanan atau keperjakaan) boleh jadi sebenarnya kamu tuh
nggak cinta sama cowok atau cewek kamu, kamu cuma cinta sama hawa nafsu
kamu sendiri!
Lho kok gitu? Ya iyalah, mestinya
kalau cinta pasti tidak akan melakukan hal-hal yang menyakitkan bukan? Nah, jika
hubungan seksual sebelum pernikahan sudah terjadi, pasti setelah itu akan
terjadi rentetan peristiwa yang menyakitkan! Apa itu? Pertama, yang jelas kamu
akan dikejar rasa berdosa, lalu kamu bisa kecanduan seks, bisa jadi hamil
(resiko terbesar yang harus ditanggung pihak perempuan) dan kamu mungkin harus
menikah disaat sebenarnya kamu belum siap secara mental.
Ada kisah yang diceritakan oleh
seorang cewek, yang akhirnya hamil akibat pergaulan kelewat batas dengan
cowoknya. “ Kata cowoknya, kalau Cuma sesekali tidak bisa hamil....tapi
ternyata bisa! Karena haidhku tidak teratur, aku tidak tahu kalau aku hamil,
karena badanku besar aku juga tidak tahu kalau perutku membesar. Ketika tahu,
sudah lima bulan, ketika aku panik dan bilang ke cowokku, dia bilang,” Buang
saja”, aku sedih banget....” (Cosmo Girl, Januari 2003).
Lain soal jika kamu cinta pada
Allah dan Rasul Nya, lalu buktinya adalah rela untuk menjalankan perintah dan
menjahui larangannya. Ini bakalan terbebas seratus persen dari hawa nafsu.
Inilah kisah seorang ibu yang
sangat mencintai Allah dan Rasul Nya melebihi cintanya kepada suami dan
anak-anaknya, dialah Al Khansa’ binti Amir. Ketika perang Al Qodisiyah akan dimulai,
terjadilah pertengkaran sengit di dalam rumah Al Khansa, diantara empat
putranya saling berebut kesempatan tentang siapakah yang akan ikut berperang
melawan tentara Persia, dan siapakah yang harus tinggal di rumah bersama ibunda
mereka. Keempatnya saling tunjuk agar tinggal dirumah. Rupanya perdebatan ini
didengar oleh ibunda mereka , maka Al Khansa mengumpulkan keempat anaknya dan
berkata :” Wahai anakku, sesungguhnya
kalian memeluk agama ini tanpa paksaan. Kalian telah berhijrah atas kehendak
kalian sendiri. Demi Allah, yang tiada tuhan selain Dia, sesungguhnya kalian
putra putra dari seorang laki-laki dan seorang perempuan yang sama. Tidak pantas
bagiku untuk mengkhianati bapakmu atau membuat malu pamanmu, atau mencoreng
arang di kening keluargamu. Jika kalian telah melihat perang, singsingkanlah
lengan bajumu dan berangkatlah, majulah paling depan niscaya kalian akan
mendapatkan pahala di akhirat, negeri kebahagiaan. Wahai anakku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah
dan bahwa Muhammad itu Rasul Allah. Inilah kebenaran sejati, maka untuk itu
berperanglah dan demi itu juga bertempurlah
sampai mati. Wahai anakku, carilah maut maka niscaya dianugerahi hidup.”
Akhirnya keempatnya keluar menuju
medan perang, berjuang habis-habisan melawan musuh sehingga banyak musuh
terbunuh ditangan mereka. Akhirnya mereka pun dikaruniai syahid.
Dan apa yang dikatakan ibu mulia
itu ketika mendengar berita kesyahidan putra-putranya? Ia berkata ,“ Segala
puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan syahidnya anak-anakku. Semoga Allah
segera memanggilku dan berkenan mempertemukanku dengan putra-putraku dalam
naungan Rahmat Nya yang kokoh dan syurga
yang luas.”
Beda banget episode cinta diatas,
yang awal cinta dan kerelaan yang dilandasi syahwat, melahirkan kepedihan,
kegundahan, dan rusaknya nama baik. Sedangkan yang akhir cinta dan rela
dilandasi keimanan yang melahirkan kebahagiaan, kekokohan, kegagahan dan
harumnya nama baik di dunia dan akhirat.
Chayooooo... pasti bisa kau gan :)
BalasHapusCinta nafsu tampak lebih indah, tapi akhirnya akan membawa luka dan penyesalan. Cintailah Tuhanmu di atas segala -galanya.
BalasHapussangat menarik kisah cowok cewek yang mengadakan ml pranikah. Dan ironisnya ketika mereka sudah nikah meski istri sudah menjadi istri yang solihal sang suami selalu curiga. padahal ia dulu yang meminta. Sungguh tidak adil. kisah ini aku lihat dan aku dengar sendiri
BalasHapusya begitulah cinta sahwati. Salalu menyakitkan. Ia yang menuduh kadang ia yang memulai sendiri. Menunjuk satu jari , tiga jari kediri sendri. Cinta sahwati datang sangat halus yang dataang dari apa yang dituduhkan dari di
hal ini yang belakang sedang saya gaungkan pada diri sendiri, Ridha kepadaNya, tidak semudah yang diucapkan karena setiap saat setan membisiki agar kita mengeluh dan mempertanyakan keadaan yang menurut kita tidak menyenangkan, tapi kalau dilatih pasti bisa :)
BalasHapusoh iya konon Ridha ada 3, Ridha kepada Allah, kepada Islam dan kepada Rasulullah ^^