BAGAIMANA MENJADI
ABDAN SYAKURO ?
Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala telah
memerintahkan kita agar kita selalu bersyukur kepada-Nya; bersyukur atas segala
ni’mat yang telah Allah berikan kepada kita tanpa harus melihat besar kecilnya
ni’mat yang di dapat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :“Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kamu kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku”.
Bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala bukanlah
sekedar atas ni’mat atau pemberian yang ada pada kita saja. Akan tetapi kita
bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah karena
bersyukur merukapan cerminan diri kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa; yang
tulus nan setia menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya “maka bertakwalah kamu kepada Allah, agar kamu (dapat)
bersyukur kepada-Nya”. (Ali ‘imron : 123)
Dan bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala.adalah juga merupakan sebuah pembuktian akan kejujuran penghambaan
diri kita hanya kepada-Nya La Syariika Lah. Subuah bukti bahwa
hanya kepada-Nya lah kita menghambakan diri yang lemah ini. “dan bersyukurlah kamu kepada Allah,
jika memang benar hanya kepada-Nya lah kamu menghambakan diri”. (Al Baqoroh : 172)
Seorang hamba bisa dikatakan sebagai hamba yang
bersyukur apabila ia; yang pertama meyakini bahwa ni’mat/karunia yang ada pada
dirinya merupakan pemberian dan titipan dari Allah subhanahu wa
ta’ala yang jikalau Allah berkehendak, Allah bisa
mengambilnya kembali. Hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi kita Sulaiman
‘alaihis salam ketika beliau mendapat ni’mat dan karunia dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala“(Nabi Sulaiman) berkata: "Ini merupakan kurnia dari Allah untuk
mengujiku apakah aku bersyukur (atas karunia ini) ataukah aku mengingkarinya.
Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan)
dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Allah Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia." (An Naml : 40)
Yang kedua; hamba yang bersyukur adalah ia yang bibirnya selalu
mengucap kata Alhamdulillah disetiap kali ia mendapat ni’mat dari Allah Subhanahu
Wa Ta’ala .atau disetiap kali ia menyadari
bahwa dirinya mempunyai banyak kebaikan dan kelebihan. Hal ini sebagaimana
telah dicontohkan oleh Bapak dan anaknya yaitu Nabi Daud dan Nabi Sulaiman
‘alaihimas salam. “dan
keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari
kebanyakan hamba-hambanya yang beriman." (An Naml : 15)
Bahkan ketika seorang hamba ditimpa musibah pun, ia
mampuh mengucapkan kata ‘Alhamdulillah…’. Dan ini-lah seorang hamba yang pernah
dikatakan oleh seorang ‘alim ‘ulama bahwa ; “orang pertama yang diseru untuk
memasuki syurga adalah asy syakiru ‘ala musibah (orang yang mampuh
bersyukur atas musibah yang menimpanya). Dan dalam hadits pun diriwayatkan
bahwa hamba yang seperti ini akan dibangunkan baginya sebuah rumah di syurga. Dari Abu
Musa al Asy ‘ari berkata; Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda“Apabila
telah meninggal seorang anak dari hamba Allah, Allah berkata kepada para
malaikat-Nya ; ‘apakah kalian telah mengambil nyawa anak hamba-Ku?’..
para malaikat berkata ; ‘ya’.. Allah berkata lagi ; ‘kalian telah
mengambil nyawa buah hatinya?’.. malaikat berkata : ‘ya’.. kemudian
Allah berkata ; ‘lalu apa yang diucapkan hamba-Ku?’..
malaikat berkata ; ‘ia memuji-Mu (Alhamdulillah) dan beristirja’ (Inna lillahi
wa inna ilaihi roji’un)’.. kemudian Allah berkata ; ‘bangunkanlah
untuk hamba-Ku sebuah rumah di syurga, dan namailah rumah itu RUMAH PUJIAN’..”
(HR At Tirmidzi Hasan Shohih)
Yang ketiga; hamba yang bersyukur adalah ia yang selalu
menggunakan setiap ni’mat yang ada pada dirinya adalah untuk kebaikan di jalan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala.. Ia menggunakannya dalam rangka
meningkatkan ketaatan dan taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah. Dan ia
menggunakannya adalah untuk kepentingan agama, untuk kemanfa’atan banyak
orang yang mana Allah redho terhadapnya dan ia pun redho terhadap Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Hal ini pernah dicontohkan oleh para sohabat Radiyallahu
‘Anhum yang mana mereka berkorban menginfakkan harta, tenaga serta
jiwa mereka di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka mengabdikan
diri di jalan-Nya demi meraih cita-cita tertinggi sebagai syuhada.
Yang keempat; hamba yang bersyukur adalah ia yang mampu merespon
atau menanggapi sebuah ni’mat atau karunia yang telah Allah berikan kepadanya.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi
Wa Sallam yang mana beliau telah dikaruniakan sebuah ni’mat yang
begitu agung yaitu telah dijanjikan syurga dan telah diampuni dosa-dosa beliau
baik yang telah lalu mau pun yang akan datang. Beliau Sallallahu
‘Alaihi Wa Sallam merespon atau menanggapi adanya ni’mat karunia
tersebut dengan banyak beribadah kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Sehingga diriwayatkan dalam hadits bahwa kaki beliau sampai
bengkak-bengkak dikarenakan seringnya beribadah; berdiri, bersujud dihadapan
AllahSubhanahu Wa Ta’ala sampai istrinya ‘Aisyah bertanya; “ya
Rasulallah, bukankah engkau telah dijanjikan syurga oleh Allah dan telah
diampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?.. lalu mengapa
engkau membebani diri dengan banyak beribadah sampai kakimu bengkak?”..
Rasulullah pun menjawab; “tidak-kah boleh jikalau aku menjadi hamba-Nya
yang bersyukur?”..
Dan yang kelima atau yang terakhir; hamba yang bersyukur adalah ia
yang mampu menghargai kebaikan orang lain. Ia senang berterima kasih atas
kebaikan orang-orang di sekelilingnya.
Dari Abu Huroiroh Radiyallahu ‘Anhu dari
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallambersabda; “tidak
dianggap bersyukur kepada Allah, seorang yang tidak pernah berterima kasih
(atas kebaikan orang lain kepadanya)”. Dan dalam riwayat lain, beliau
bersabda;“manusia yang paling bersyukur kepada Allah adalah ia yang senang
berterimakasih kepada manusia lainnya (atas kebaikan mereka)”.
Akhirnya saya mengingatkan bahwa tidaklah perlu kita
memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan harta yang banyak,
tidak perlu memikirkan bagaimana caranya agar kita bisa lebih kaya dari orang
lain… tapi hendaknya, kita berfikir bahwa bagaimana caranya agar diri kita ini
bisa menjadi hamba yang selalu bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
segala ni’mat dan karunia-Nya yang begitu banyak. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :“Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya.
Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya.
Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”
(Ibrohim : 34)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar