PLUS MINUS TELEVISI
Televisi memiliki daya tarik yang besar dalam
mempengaruhi perilaku anak-anak. Anak-anak dapat memanfaatkan waktu yang lama di
depan layar sebab televisi mencakup unsur pendengaran dan penglihatan. Televisi
mudah memalingkan perhatian anak sekalipun ia belum mampu membaca karena
anak-anak sudah memliki kemampuan melihat peristiwa yang nyata maupun khayalan.
Diantara kelebihan televisi adalah selalu menampilkan
tayangan sesuai kebutuhan dan keinginan sehingga anak gemar menonton hingga
membuatnya lelah. Tampak sekali bahwa tayangan televise sangat mengandalkan
pengindraan yang bisa mempengaruhi sikap dan perbuatan anak.
Pembelajaran yang ditunjukkan melalui tayangan televisi
bagi anak anak membuat mereka selalu menghabiskan waktu di depan televisi. Hal
ini jelas sangat berbahaya bagi anak-anak. Akhirnya, semua ini dikembalikan
kepada masing-masing anak dalam menghadapi berbagai siaran televisi. Kembali
diperlukan pengarahan dari orang tua dan pengaturan waktu yang baik. Orang tua
hendaknya sungguh-sungguh memberi pengarahan kepada anak-anaknya behwa televis memiliki
dampak negatif di samping dampak positif.
Dampak positif dari televisi
Televisi dianggap sebagai sarana yang menarik dalam membentuk
perilaku. Hal itu mudah diwujudkan
karena cukup dengan satu layar, anak-anak dapat melihat berbagai peristiwa,
baik yang dekat maupun yang jauh, dan menjangkau seluruh waktu, baik lampau
ataupun sekarang. Singkatnya, televisi memiliki peranan penting dalam usaha
membentuk anak dalam aspek kebudayaan, prinsip, kebiasaan, kecenderungan, dan
pemikiran.
Televisi dapat menumbuhkan imajinasi anak. Televisi
mampu mentransfer informasi actual dengan cara penayangan gambar yang jelas,
seperti aslinya, dan bersuara. Inilah yang mendorong para pakar pendidikan
untuk menyajikan program pendidikan lewat layar kaca tersebut.
Televisi juga berperan sebagai hiburan. Televisi
peduli terhadap masalah kebudayaan karena materi hiburan tidak lepas dari
masalh kebudayaan. Di masa kini, apa yang dimaksud dengan hiburan bagi pemirsa
sudah jelas. Tentunya, dengan mengkaji ulang setiap tayangan, apa yang
disajikan diharapkan bisa sesuai dengan pandangan dan akhlaq Islam.
Televisi mentransfer kebudayaan sampai kepada
anak-anak yang tuli sekalipun. Karena itu,
televisi menyajikan program acara untuk anak-anak dengan berpedoman pada lisan, gerak gerik, dan isyarat supaya
pemirsa yang tunarungu dapat menikmati tayangan tersebut.
Tidak asing lagi bahwa program televisi yang disajikan
dalam rangka memperluas wawasan anak selalu mengedepankan pelajaran-pelajaran
yang dapat dirasakan oleh anak-anak, seakan akan mereka berada di ruang kelas.
Salah satu kelemahan program ini adalah bahwa siswa menjadi pasif. Mereka tidak
dapat bertanya kepada pengajar atau mengulang keterangan yang tidak mereka
pahami. Sekalipun demikian, program televisi memiliki manfaat dan membawa
kemajuan. Yang perlu mendapat perhatian adalah penetapan waktu penayangan dan
pemilihan program acara televisi yang tepat agar anak-anak dapat merasakan
manfaatnya.
Sedangkan sisi negative televisi
Sebagian tayangan televisi menunjukkan bahwa televisi membawa
dampak negatif bagi anak-anak. Pengaruhnya dalam pergaulan masyarakat juga negatif.
Siaran televisi bisa memalingkan perhatian belajar dan bermain pada anak-anak.
Tayangan sadisme dalam film-film akan membawa pengaruh buruk pada kepribadian
anak. Sampai-sampai ada yang mengatakan “ Jika penjara diibaratkan bagi orang
dewasa sebagai perguruan tinggi yang mempelajari kejahatan, televisi adalah
sekolah menengah untuk mempelajari penyimpangan.”
Dari saya kecil sampai lulus kuliah, bapak dan ibu saya tidak mau beli televisi. Tapi, belum lama ini punya televisi, itu pun adik saya yang beli sendiri dari uang tabungannya. "Supaya tidak ketinggalan berita," begitu alasannya.
BalasHapusdiambil beritanya ya mas akhmad,
HapusKalau TV skrg bnyk minusnya kayaknya..porsi tontonan [hiburan] yg tdk bisa jd tuntunan semakin banyak. Saya dulu sampai lulus SMA, di rumah gak ada TV..dan skrg pun saya memilih gak miara TV di tempat tingga..so far, I'm fine live without TV
BalasHapusbetul sekali mbak ririe, kalao gak selektif malah malah tontonan dijadikan tuntunan
Hapuswaktu kecil saya suka nonton TV, terutama kalau ada kartoon atau acara musik. Sekarang malas nonton TV, kebanyakan acaranya infotainment serta sinetron ga jelas
BalasHapusbetul sekali wong seprti apa yang kita lhat
Hapuskhusus buat anak banyak minesnya gan kalau menurut saya.
BalasHapustayangan film kartun tak menghiraukan waktu dari pagi sampai malam. benar waktu anak banyak tersita, lebih memilih nonton dari pada belajar,,, setidaknya anak saya di rumah...
harus bisa megatur waktu udh
Hapusmengatur porsi yang tepat untuk menyetel televisi adalah pilihan yang bijak. terutama anak2 yang harus belajar, tanpa nonton televisi, di jam2 tertentu.
BalasHapusmanagemen waktu ya mas
Hapus