Ranking

Kamis, 26 Januari 2023

 MELON ( MEnoLong  OraNg lain )

 


Tolong menolong dalam bahasa Arabnya adalah  ta’awun. Sedangkan menurut istilah, pengertian ta’awun adalah sifat tolong menolong diantara sesama manusia dalam hal kebaikan dan takwa. Dalam ajaran Islam, tolong menolong merupakan kewajiban setiap muslim. Sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai dengan syariat Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan dalam kebaikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong dalam hal dosa atau permusuhan. Allah Swt telah menyebutkan perintah tolong menolong dalam firmannya:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.”(QS. Al-Maidah: 2)

Dalam ayat tersebut terdapat redaksi kata “al-birru” dan “at-Taqwa” yang memiliki hubungan yang sangat erat. Karena masing-masing menjadi bagian dari yang lainnya. Secara sederhana, makna dari kata al-Birru adalah kebaikan. Maksud dari kebaikan dalam hal ini adalah kebaikan yang menyeluruh, mencakup segala macam dan ragam.

Imam ibnu al-Qayyim mendefinisikan bahwa al-Birru adalah satu kata bagi seluruh jenis kebaikan dan kesempurnaan yang dituntut dari seorang hamba. Lawan katanya ialah al-istmu (dosa) yang mempunyai makna satu ungkapan yang mencakup segala bentuk kejelekan dan aib yang menjadi sebab seorang hamba sangat dicela apabila melakukannya. (Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim)

Tidak jauh berbeda, syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan bahwa al-Birru adalah sebuah nama yang mencakup segala yang Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  cintai dan ridhai, berupa perbuatan-perbuatan yang dhahir maupun batin, yang berhubungan dengan hak Allah Subḥānahu wa Ta’ālā atau hak sesama manusia.

Dari redaksi ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa Islam sangat menjunjung tinggi tolong menolong. Tolong menolong telah menjadi sebuah keharusan, karena apapun yang kita kerjakan tentu membutuhkan pertolongan dari orang lain. Maka dalam suatu hadis telah disebutkan, bahwa antara mukmin yang satu dengan yang lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling memperkuat antara sebagian dengan yang lainnya. Pun begitu juga dengan ta’awun,tolong menolong adalah suatu sistem yang benar-benar memperindah Islam. Manusia satu dengan yang lainnya pastilah saling membutuhkan. tidak ada seorang manusia pun di muka bumi ini yang tidak membutuhkan pertolongan dari yang lain.

Kapan sikap ta’awun dimulai?

Sikap ta’awun (tolong menolong) telah dimulai pada awal kelahiran dan perkembangan agama Islam.  Dalam sejarah banyak sekali perilaku Nabi dan para sahabat, serta kaum muslimin yang berkaitan dengan sikap ta’awun. Kita ketahui, betapa siti Khadijah dengan harta dan dorongan semangatnya telah menolong perjuangan Rasulullah Saw dalam menyiarkan ajaran Islam. Begitu pula yang dilakukan oleh para sahabat terutama Abu Bakar As-Shidiq, Usman bin Affan, Abd al-Rahman bin Auf adalah para sahabat Nabi yang terkenal telah mengorbankan seluruh hartanya untuk menolong perjuangan Rasulullah dalam mengembangkan agama Islam. Begitu pula Abu Bakar as-Shiddiq yang menolong dengan membebaskan Bilal bin Rabah, budak yang telah masuk Islam dan mendapat penyiksaan dari majikannya.

Ketika Rasulullah dalam keadaan terkepung hendak dibunuh oleh orang-orang kafir, Ali bin Abi Thalib bersedia mengorbankan jiwa dan raganya untuk menggantikan Rasulullah tidur di tempat tidur Rasul sehingga orang-orang kafir yang hendak membunuh Nabi menyangka Rasulullah masih tidur, padahal beliau sudah keluar tanpa diketahui oleh mereka. Hal seperti itu dilakukan oleh Ali untuk menolong Rasulullah Ṣalla Allah ‘Alayhi wa Sallam  dari ancaman pembunuhan.

Aplikasi ta’awun dalam kehidupan sehari-hari

1. Mengajak dalam ketaqwaan kepada Allah Subḥānahu wa Ta’ālā. 

Ta’awun (tolong menolong) yang dianjurkan adalah ta’awun (tolong menolong) dalam mengajak saudara sesama muslim untuk bertaqwa kepada Allah Swt, mengajak bersama-sama menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

2. Loyal terhadap sesama kaum muslimin.

Loyalitas dalam pemikiran berarti selalu ber-husnudzan atau berprasangka baik kepada sesama muslim. Tidak mengira atau menuduh seorang muslim lain dengan sangkaan buruk. Loyal terhadap perkataan, memiliki arti saling menasihati dalam kebaikan. Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  berfirman:

وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah: 71)

Loyal secara perbuatan terhadap sesama muslim adalah melakukan tindakan amar ma’ruf nahi munkar dan mengajak saudara sesama muslim untuk melakukannya.

3. Saling melindungi dan bersatu diantara kaum muslimin

Kokohnya agama Islam layaknya sebuah bangunan, yang di dalamnya semua umat muslim harus bersatu dalam menegakkan kebenaran dan ketaqwaan. Jika umat muslim yang memang mengaku sebagai Islam tidak mampu menjaga kekokohan agamanya, maka hancurlah agama tersebut. Maka dari itu, saling melindungi diantara sesama umat muslim sangat dianjurkan sebagai bentuk ta’awun.

4. Saling berwasiat (tawaashi) dalam kebenaran dan kebaikan.

Ta’awun pada sesama muslim adalah saling berwasiat di dalam kebaikan dan kebenaran antara satu pribadi dengan pribadi lainnya. Allah Swt berfirman :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)

5. Saling membantu dan menjalankan i’tikad yang baik kepada sesama muslim.

Jangan ada perasaan benci diantara sesama umat muslim. Terkadang kita bisa tersulut kebenciannya hanya karena perbedaan madhab yang dianut atau perbedaan cara beribadah yang tidak seragam. Asalkan seseorang masih mengaku tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menjalankan kelima rukun Islam sesuai tuntunan, maka mereka adalah saudara kita sesama muslim.

Apa balasan bagi mereka yang melakukan tolong menolong?

Tolong menolong merupakan salah satu ibadah dalam kehidupan muslim yang sangat dianjurkan oleh syariat Islam untuk memberi pertolongan secara ikhlas dan Allah Swt memberi pahala yang sama di akhirat. Sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah Saw: “Orang Islam adalah bersaudara, sesama Islam tidak boleh mendzaliminya dan membebani dengan sesuatu yang memberatinya dan siapa yang menunaikan sesuatu hajat saudaranya, maka Allah akan menunaikan hajatnya, dan barang siapa yang melepaskan sesuatu bala orang Islam, Allah akan melepaskan segala bala kesusahannya di akhirat, dan siapa yang menutup suatu aib orang Islam, Allah akan menutup aibnya di hari kiamat.” (Riwayat Bukhari)

Berdasarkan hadis di atas, dapat kita ketahui bahwa betapa besar pahala orang-orang yang suka memberi pertolongan kepada orang lain, sekiranya pertolongan itu adalah ikhlas karena Allah Subḥānahu wa Ta’ālā . Oleh karena itu, marilah kita membiasakan diri kita untuk senantiasa tolong menolong dalam hal kebaikan dan meninggalkan tolong menolong dalam hal kejelekan.  Jika kita telah terbiasa menerapkan konsep ta’awun dalam Islam ini, maka kita akan senantiasa peduli terhadap kesulitan orang lain dan berusaha semaksimal mungkin menolongnya. Begitu pula dengan pahala, Allah Subḥānahu wa Ta’ālā  akan melimpahkan pahala yang besar terhadap hamba-Nya yang senantiasa melakukan tolong menolong dalam kebaikan. Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang selalu melakukan hal tersebut. Amin. Wallahu a’lam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 ZAITUN ( Zaman Akhir Ini Untuk Ngaji )   Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah rendahnya semangat d...