Ranking

Senin, 28 Januari 2013

MAAFKAN PUTRIMU....AYAH..

MAAFKAN PUTRIMU....AYAH..

Orang bilang cinta itu buta. Bagiku, cinta tidak buta, tapi kadang kita yang dibutakan oleh cinta. Perasaan cinta yang membabi buta itulah awal dari penderitaan saya. Padahal saya datang dari keluarga terhormat. Orang tuaku memegang teguh aturan Islam. Saya sendiri sadar, mengorbankan keinginan orang tua adalah pengorbanan sia-sia. Namun saya telah dibutakan oleh cinta.

Perkenalanku dengan si dia sejak di SMU kelas II. Cinta itu makin melekat hingga kami kuliah, kebetulan kami sepakat mengambil almamater yang sama di sebuah kota yang besar. Dia baik, sekalipun berbeda agama, tapi dia menghargai perbedaan itu.

Orang tuaku tidak merestui saya berhubungan dengannya. Saya yakinkan bahwa suatu saat nanti dia akan masuk Islam, namun tetap juga tidak setuju. Alasannya bukan semata beda agama, akan tetapi juga berlainan etnis.

Pacarku memahami penolakan ayah. Tapi kami tetap berjalan, perasaan cinta kami sulit dipisahkan. Saya tahu, wanita Islam haram nikah dengan laki-laki non Islam. Namun aku nekad, kadang berontak terhadap orang tua yang saya nilai terlalu mencampuri urusan kami. Secara tidak sadar, saya banyak membantah orang tua. Saya sendiri menjadi lebih permisif dalam bergaul. Kadang saya ngantar ke gereja. Kadang saya heran, dia sering bilang ingin pindah agama tapi makin dekat sajka dengan agamanya.

Dia orang berada, setiap minggu saya selalu diajak jalan-jalan, nginap di hotel. Bahkan kini saya cuek kemanapun tidak pernah bilang orang tua. Keluarga saya nampaknya telah menganggap itu hal yang biasa bagi saya. Saya sudah dianggap anak yang bandel. Seolah orang tuaku telah membuangku. Tapi akau masih tetap berhubungan baik.

Awal tragedi yang sesungguhya tidak saya sadari ketika pertam,a kalinya kami berhubungan badan. Dia berjanji pasti menikahi saya. Hubungan kami nampaknya sudah sangat jauh. Cinta kami sulit dipisahkan oleh apapun.

Memang sekalipun aku dari keluarga taat,tapi aku Islam KTP, jangankan menjalankan ibadah, aku justru sering melakuka maksiat bersamanya, pakainanu super ketat, telanjang dada, manuk-mabukan. Kehidupanku menurut lumrah di zaman modern ini. Lagipula aku tak pernah mengeluarkan uang bahkan sampai biaya kuliahku ditanggung si dia.

Menginjak semester lima, kami menikah, dia mengucapkan dua kalimat syahadat di depan ayahku. Pernikahan saya hanya disaksikan sebagian kecil keluarga dari kedua belah pihak. Tidak ada iringan pengantin, apalagi pesta, namun yang penting resmi dan orang tua menyaksikan. Tapi entah kenapa, ayah menyarankan agar kami segera pindah rumah. Ayah masih setengah hati menerima kami. Bagi ayah, bermenantukan orang etnis adalah aib bagi keluarganya.

Aku menempati rumah baru. Aku ingin menjadi istri yang baik sekaligus mendidik suami tentang Islam. Namun setiap aku memberi wejangan tentang ajaran agama yang baik, dia tersenyum sinis. Dia mengatakan tidak percaya semua itu, buktinya sering dilanggar. Saya sadar, saya sendiri tak pernah kelihatan sholat bahkan dulu sering melakukan dosa besar seperti mabuk dan zina. Saya malu sendiri.

Saat aku mengandung, saya dapatkan suami mabuk berat. Namun aku  tetap bersabar melayaninya. Kadang aku rindu orang tua yang setahun ini tidak pernah menelpon apalagi menengok saya. Saya yakin orang tua marah.

Saya juga mulai kesal, rumah tangga bahagia yang didambakan hanya tinggal impian belaka. Suamiku makin menjadi-jadi. Puncaknya, dia pernah menggandeng wanita lain yang satu etnis. Ketika aku tanya baik-baik, dia marah. Katanya, say tidak boleh mencampuri urusannya. Terus terang saya tersinggung. Tapi tak kuasa melawan. Namun ibarat semut, jka diinjak, pasti akan melawan. Aku merasa tidak dihargai sebagi istri. Emosiku meledak saat dia dikabarkan nikah lagi di sebuah gereja. Ternyata benar, seminggu ini dia tidak pernah pulang.

Saat aku tanya dia malah membnatingku, aku terjatuh dan kandunganku mengalami pendarahan, untung saja tidak keguguran. Belas kasihan, rasa cinta, sayang dan janji sehidup semati saat pacarandulu, kini tinggal kenangan. Saat aku menderita di rumah sakit, dia cuek saja. Setelah mengantarku, dia sendiri pergi entah kemana dan tak pernah menjengukku.

Ada perasaan berdosa telah menentang orang tua. Ternyata, dia hanya pura-pura masuk Islam. Aku sendiri dulu merasakan ada ketidakberesan dalam pergaulan, namun saat itu aku dibutakan oleh cinta. Kini hatiku terbuka, aku sadar. Walau terlambat, namun setidaknya ada waktu untuk memperbaiki diri.

Dalam jeruji besi ini, aku memunculkan kembali akal sehatku setelah terbelenggu cinta buta. Aku menyesal ada disini, namun membunuh laki-laki durjana itu adalah kepuasan bagi saya. Wanita mana yang tahan melihat suami bercumbu dengan wanita lain di depan mata kepala sendiri. Yang paling menyakitkan, perilaku menjijikkan itu dilakukan di kamar saya sendiri. Bahkan bukannya menyesal, malah mengusirku. Kesabaranku musnah, saat menusuknya dengan pisau berkali-kali, saya merasa bumi telah kiamat.

Tugasku kini melahirkan si jabang bayi yang sebantar lagi akan keluar. Walaupun dia harus lahir dipenjara, namun mudah-mudahjan dia tidak mengikuti jejak ayah dan ibunya,...

7 komentar:

  1. .. ini ceritanya kisah nyata sang admin ato gimana nich?!? setelah aq baca sampe akhir, pasti rasa sakit n pedih yang dialami wanita itu sangatlah menyakitkan. ucapan ortu itu hendaknya di ikutin, cz perkataan ortu itu pasti akan ada bener nya juga. cinta,, sayang,, ato apalah itu. tetap tak sebanding dengan cinta, sayang dari ortu kita sendiri. tenkz ya untuk ceritanya?!? semoga cintaku tak pernah buta seperti itu. aamiin,, ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali perkataan ortu harus diikuti selagi tidak bertentangan dengan syar'i. Semoga saja mbak,...cintanya gak buta, cz kalo buta gak bisa melihat, ya kan?

      Hapus
  2. sangat pedih yg menanggungnya..

    cinta membabi buta agaknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Knor, aku juga sedih ketika membaca cerita ini

      Hapus
  3. Sungguh, ada pelajaran yang sangat penting dari postingan ini. Sungguh, aku tercenung, lalu mata ini merambang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas akhmad, setiap cerita ataupun kisah pasti ada ada saja pelajaran yang bisa diambil

      Hapus

 ZAITUN ( Zaman Akhir Ini Untuk Ngaji )   Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah rendahnya semangat d...