Ranking

Selasa, 09 Oktober 2012

YANG AKU KHAWATIRKAN PADA ANAK-ANAKKU….


YANG AKU KHAWATIRKAN PADA ANAK-ANAKKU….

Bismillahirrahmanirrahim

 “ Dan hendaklah kalian takut jika meninggalkan di belakang kalian keturunan yang lemah   
( moral ) ”. (QS An Nisaa ; 9 ).

Sebagai orang tua miris ketika melihat kondisi anak anak kita sekarang. Kenapa tidak ? meski sudah dibekali dengan berbagai macam ilmu baik ilmu agama dan umum, namun ternyata godaan dari luar sungguh sangat luar biasa. Kasus pergaulan bebas, narkoba dan yang akhir akhir ini dibicarakan adalah tawuran yang melibatkan anak –anak pelajar ( remaja ).

Betapapun keluarga merupakan alat kontrol bagi anak-anaknya terutama jika sudah masuk keusia remaja. Peran orang tua sangat sangat diandalkan dalam hal ini. Orang tua dianggap gagal jika para orang tua itu tidak embekali anak-anaknya dengan ilmu agama pada anak-anaknya. Lagi pula sekarang banyak para orang tua yang masa bodoh terhadap tanggung jawabnya itu, sibuk seharian diluar meski sudah menyiapkan segalanya di dalam rumah baik televise, video, game dan internet, tetapi semuanya tidaklah bisa menjadikan anak itu baik justru sebaliknya anak akan menjadi liar dan penyebab utamanya adalah kurang perhatian dari orang tua. Ini menjadi masalah yang besar tentunya.

Hal ini sangat berbahaya bagi para remaja. Mereka terombang-ambing diantara dua nilai. Di satu sisi mereka dididik terus rajin, disiplin, sopan santun dan tidak boleh ini itu, tapi pada kenyataannya berbagai tayangan media massa sarat dengan kekerasan dan pornografi. Sehingga bisa jadi mereka lugu, sopan dan penurut, namun diluar mereka beringas terbawa arus lingkungan yang tidak sehat.

Sedangkan masa remaja merupakan masa transisi. Menurut Dr. Umar Hasyim (1995), bahwa keadaan inii merupakan masa berbahaya baginya sebab ia mengalami hidup di dua alam, yakni alam khayalan dan alam nyata, di mana banyak ditemukan gejolak jiwa dan fisik. Masa transisi merupakan masa perpindahan alam khayalan ke alam nyata yang mana banyak remaja berkhayal bahwa dirinya seorang super hero disegala hal.

Pada masa tersebut sering muncul keinginan untuk menunjukkan sikap-sikap berani, ingin diperhatikan orang yang sebenarnya sifat-sifat pada permulaannya hanya sifat yang demonstratif untuk menyembunyikan kegelisahan yang belum dikenalnya.

Dalam kondisi seperti itu, remaja memerlukan “ subyek moral ” orang dewasa yang dikaguminya. Anak remaja cenderung mengidentifikasi orang dewasa dalam berbagai hal yang dikaguminya seperti cara berpakaian, cara bergaul, sikap, sifat dan cara berpikir.

Maka peran orang tua dalam masalah ini sangat diperlukan dalam memberikan arahan dan petunjuk kearah identitas yang Islami. Hal ini sebaiknya ditempuh dari semenjak anak masih kecil hingga menemukan kedewasaannya, mengingat didikan lain dadakan  perlu kontinuitas dan kesungguhan.

Namun disayangkan, rumah rumah kita sekarang telah bergeser fungsi dari lembaga pendidikan informal tempat mendidikkan putra putrinya menjadi anak sholeh, berubah fungsi menjadi bioskop, restoran atau hotel. Rumah tak ubahnya seperti bioskop, sekedar tempat nonton televis. Rumah juga tak ubahnya seperti hotel, hanya sekedar tempat tidur dan tak ubahnya seperti restoran hanya sekedar untuk tempat makan. Sementara itu ruh dari rumah itu sendiri yaitu pendidikan akhlak dan aqidah sudah sanagt jarang diberikan di rumah. Akibatnya, ketika anak keluar rumah, tak ubahnya sosok kuda yang kehilangan kendali.

Hal ini diperparah minimnya pengetahuan anak terhadap nilai-nilai Islam sebagai akibat dikuranginya jam pendidikan agama di sekolah sekolah umum. Faktor ini merupakan realitas yang menyakitkan. Betapa di negara yang mayoritas Islam yang seharusnya syari’at Islam dijunjung tinggi, tapi kenyataannya justru dipinggirkan. Akibatnya generasi muda Islam semakin jauh dari Islam dan kehilangan arah dalam menentukan sikap.

Oleh karena itu, kasus pergaulan bebas, narkoba, tawuran yang dilakukan para remaja itu, akar permasalahannya adalah krisis moral atau krisis akhlakul karimah dalam jiwa remaja masa kini. Betapa tidak, waktu mereka untuk belajar agama sangat sempit digeser oleh berbagai jenis hiburan dan tayangan televis yang menghabiskan waktu dengan materi yang tidak mendidik disamping control orang tua yang sanagt minim. Sudah tiba saatnya untuk merenungkan kembali firman Allah di atas tadi..

7 komentar:

  1. postingan ini membuka pemikiran saya bahwa selain kemiskinan materi, kita nggak akan meninggalkan generasi dalam kemiskinan moral. terlebih tantangan generasi sekarang ini memang dahsyat dan susah untuk ukuran kita untuk mengantisipasinya. tapi Insya Allah kita bisa.

    BalasHapus
  2. Bisa stres jika mikirin bagaimana kedepannya kehidupan anak2 kita. Namun Allah sudah memberikan arahan dalam Islam. Semoga kita bisa memberikan pendidikan agama yang baik kepada mereka :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saja kakaakin kita bisa memberikan yang terbaik buat anak anak kita supaya berjalan di jalan Islam

      Hapus
  3. Disinilah Pak peranan orang tua untuk memberikan teladan sangat penting. Kalo banyak temen saya bilang sih jangan sub kontrakkan pengajaran pendidikan agama dan akhlak ke orang lain (Sekolah). Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul mas rachmat peran ortu sangat sangat di butuhkan dalam keteladanan anak anaknya

      Hapus
    2. betul mas rachmat peran ortu sangat sangat di butuhkan dalam keteladanan anak anaknya

      Hapus

 ZAITUN ( Zaman Akhir Ini Untuk Ngaji )   Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah rendahnya semangat d...