Ranking

Rabu, 16 Mei 2012

SIAP BERKORBAN


SIAP BERKORBAN

Ciri yang keempat bagi mereka yang jatuh cinta adalah sikap mau berkorban. Kalau kamu suka sama sesuatu atau seseorang, kamu biasanya juga akan terdorong untuk memiliki sikap siap berkorban ini. Misalnya kamu demen banget sama boys band , walau kamu harus berkorban ngeluarin duit banyak, perjalanan jauh, desak-desakan, dan lain sebagainya tapi kamu tetap saja mau ke tempat konser tadi.

Yah, begitu itulah ciri-ciri cinta, ujung-ujungnya pengorbanan.  Ada sebuah novel yang mengisahkan sang tokoh yang rela berkorban apa saja bagi kekasihnya, sampai-sampai ia mengorbankan tubuhnya untuk dipukuli sang pacar bahkan diludahi! Dan herannya sang tokoh itu tetap cinta. Ah, kalau yang ini  bener-bener lemot, alias lemah otak! Kok mau-maunya dipukuli, diludahi dan tetep cinta?!

Biasanya  dialog  sepasang  kekasih tentang pengorbanan seperti ini :

“ Aku ngerti kamu suka jalan-jalan sama temen-temen, tapi kamu kan pacarku sekarang, maka kamu harus berkorban untuk aku dong, masa sudah punya pacar masih saja jalan sama temen?”

“Masa diminta nganter saja nggak mau? Mana pengorbanannya? Katanya cinta?

“ Ayolah.., cinta harus berkorban, kamu korbankan keperawananmu, aku korbankan keperjakaanku.”

Waah... kalau sudah yang terakhir itu, keduanya benar-benar sudah menjadi KORBAN hawa nafsu.

Ini beda banget dengan yang dilakukan para sahabat di zaman Rasulullah. Seorang cowok keren dizamannya seperti Mush’ab bin Umair rela berkorban meninggalkan segala kesenangan masa mudanya, meninggalkan kemewahan keluarganya bahkan meninggalkan ibu yang sangat dicintainya untuk berkhidmat pada Islam.

Begini kisahnya,

Mush’ab, seorang remaja Qurays yang paling ganteng dan tampan, penuh semangat dan jiwa kemudaan, lahir dan dibesarkan dalam kesenangan, dimanja, menjadi buah bibir gadis-gadis Mekah, pakaian yang dipakainya senantiasa harum bagaikan taman yang penuh bunga warna-warni dan menghamburkan bau yang wangi.

Ketampanan dan kecerdasan adalah keistimewaan Mush’ab termasuk diantaranya ketika mendengar berita tentang Rasulullah saw yang berkumpul di rumah Arqam bin Al Arqam, ia ikut duduk dan mendengarkan untaian Al Quran dari mulut Rasulullah saw. Ketika kemudian ia mendengar kemuliaan itu hampir saja anak muda itu terangkat dari tempat duduknya karena bahagia dan haru. Kemudian tangan Rasulullah yang penuh berkat dan kasih sayang untuk mengurut dada pemuda yang sedang bersemangat penuh gejolak itu, hingga tiba-tiba menjadi sebuah lubuk hati yang tenang damai penuh ilmu.

Sejak Mus’ab menjadi salah satu barisan pemuda Islam, untuk itu ia harus memusuhi Khunas binti Malik, ibunya sendiri! Bahkan diusir dari keluarganya yang berarti meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang selama ini membersamainya. Hingga pada suatu hari, ia tampil di hadapan kaum muslimin yang sedang mengelilingi Nabi SAW. Ketika Rasul melihat Mus’ab, beliau melihat mengenakan baju jubah usang yang telah bertambal. Maka Rasul memandangnya dengan penuh cinta dan syukur dalam hati, dibibirnya tersungging senyum seraya bersabda:

“ Dahulu saya melihat Mush’ab ini tidak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul Nya.”

“dan diantara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridhoan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba Nya.” ( Al Baqarah : 207)


4 komentar:

  1. aku paling malas berkorban pantasan sering di jauhi cewak

    BalasHapus
  2. berkorban lah dijalan yang benar, insya Allah akan mendapat balasan Nya

    BalasHapus
  3. asalkan dengan iklas hati sobat,

    BalasHapus
  4. betul sekali mas budi, tanpa keiklasan tiada berarti apa yang kita korbankan

    BalasHapus

 ZAITUN ( Zaman Akhir Ini Untuk Ngaji )   Salah satu fenomena yang cukup memprihatinkan pada zaman kita saat ini adalah rendahnya semangat d...